Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah jatuh pada Kamis 20 Agustus 2020. Sebelum meninggalkan 1441 Hijriah dan menyambut 1 Muharram 1442 Hijriah maka ada baiknya membaca doa akhir dan awal tahun untuk mengawalinya. 1 Muharram juga selalu dibarengi dengan peringatan 1 Suro pada kalender penanggalan Jawa.
Muharram berarti bulan yang diharamkan. Artinya dilarang untuk melakukan peperangan atau pun perselisihan pada bulan ini. Oleh karenanya beberapa kemuliaan bisa diamalkan pada bulan Muharram.
Sebelum menjalani amalan-amalan pada bulan Muharram, ada baiknya untuk membaca doa akhir dan awal tahun untuk mengawalinya. Doa akhir tahun yang dibaca sebelum memasuki tahun baru Islam atau pada hari terakhir di bulan Dzulhijjah. Biasanya dibaca setelah Salat Ashar hingga sebelum Maghrib tiba.
Berikut doanya:
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim,
Wa shallallaahu ‘ala sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa
sallam. Allaahumma maa ‘amiltu fi haadzihis-sanati mimmaa nahaitani ‘anhu falam
atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta ‘alayya ba’da qudratika
‘alaa uquubati wa da’autani ilattaubati minhu ba’da jur’ati alaa ma’siyatika fa
inni astaghfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardhaahu wa wa’adtani
‘alaihits-tsawaaba fas’alukallahumma yaa kariimu yaa dzal-jalaali wal ikram an
tataqabbalahuu minni wa laa taqtha’ rajaai minka yaa karim, wa sallallaahu
‘alaa sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa
sallam
Artinya:
Dengan menyebut asma Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Alloh
tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad
beserta keluarga dan sahabat beliau. Ya Alloh! Apa yang saya lakukan pada tahun
ini tentang sesuatu yang Engkau larang aku melakukannya, kemudian belum
bertaubat, padahal Engkau tidak meridloi (merelakannya), tidak melupakannya dan
Engkau bersikap lembut kepadaku setelah Engkau berkuasa menyiksaku dan Engkau
seru aku untuk bertaubat setelah aku melakukan kedurhakaan kepada MU, maka
sungguh aku mohon ampun kepada MU, ampunilah aku! Dan apapun yang telah aku
lakukan dari sesuatu yang Engkau ridloi dan Engkau janjikan pahala kepadaku,
maka aku mohon kepada MU ya Alloh, Dzat Yang Maha Pemurah, Dzat Yang Maha Luhur
lagi Mulia, terimalah persembahanku dan janganlah Engkau putus harapanku dari
MU, wahai Dzat Yang Maha Pemurah! Semoga Alloh tetap melimpahkan rahmat dan
salam kepada junjungan kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau.
Sementara itu doa awal tahun dibaca pada detik-detik memasuki hari pertama awal tahun. Doa biasanya dibaca sebanyak tiga kali setelah Maghrib.
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa ‘alaa fadhlikal-’azhimi wujuudikal-mu’awwali, wa haadza ‘aamun jadidun qad aqbala ilaina nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam
Artinya: Dengan menyebut asma Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Alloh tetap melimpahkan rahmat dan salam (belas kasihan dan kesejahteraan) kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat Beliau. Ya Alloh! Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan MU yang agung dan kedermawanan MU yang selalu berlebih, ini adalah tahun baru telah tiba: kami mohon kepada MU pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan, serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada MU dengan sedekat-dekatnya. Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih!
Apa
Itu Tahun Baru Islam ?
Menurut
kalender Masehi, 1 Muharram 1442 H akan jatuh pada tanggal 20 Agustus 2020
nanti. Di Indonesia, Tahun baru Hijriah pada tanggal 1 Muharram
ini ditetapkan sebagai salah satu Hari Libur Nasional seperti halnya perayaan
besar hari keagamaan lainnya.
Lantas bolehkan merayakan tahun baru ini seperti halnya memperingati tahun baru Masehi tiap 1 Januari? Yang mana pada perayaan tahun baru Masehi setiap tanggal 1 Januari, ada ritual meniup terompet atau menyalakan kembang api.
Bulan Muharram adalah bulan yang teramat mulia, yang mungkin banyak di antara kita tidak mengetahuinya. Namun banyak di antara kaum muslimin yang salah kaprah dalam menyambut bulan Muharram atau awal tahun.
Silakan
simak pembahasan berikut seperti dikutip dari rumaysho.com
Muharram Bulan Istimewa Dalam Agama ini, bulan Muharram (dikenal oleh orang Jawa dengan bulan Suro), merupakan salah satu di antara empat bulan yang dinamakan bulan haram. Firman Allah Subhanahu Wataala dalam Al Quran:
”Sesungguhnya
bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci).
Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu
dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)
Ibnu
Rajab mengatakan, ”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan
bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun
menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan
berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan.
Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan
munculnya hilal. Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perputaran
dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana
yang dilakukan oleh Ahli Kitab.”
Lalu
apa saja empat bulan suci tersebut?
Dari
Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.”
Jadi
empat bulan suci yang dimaksud adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3)
Muharram; dan (4) Rajab. Oleh karena itu bulan Muharram termasuk bulan haram.
Makna di balik bulan haram,
Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram?
Al
Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, ”Dinamakan bulan haram karena dua
makna.
Pertama,
pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun
meyakini demikian.
Kedua,
pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan
daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada
saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.”
Karena
pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan,
sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram.
Sufyan
Ats Tsauri mengatakan, ”Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di
dalamnya.”
Ibnu
’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan
haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut
dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala
yang lebih banyak.”
Sikap
yang tepat adalah menyambut tahun baru Hijriah ini dengan meningkatkan ketaatan
kepada Allah.
Jangan
justru menyambutnya secara berlebihan, maka mengarah pada perbuatan syirik.
Karena
seseorang akan dimintai pertanggung jawaban nanti hari kiamat tentang mereka.
Allah
berfirman, “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (At-Tahrim: 6).
Selain
itu, hendaknya kita melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepada kita
dengan sebaik-baiknya, karena nanti di hari kiamat, anggota tubuh seseorang
akan berposisi sebagai musuh baginya.
0 comments:
Posting Komentar